Minggu, 07 Juni 2009

Perjalanan Angkringan

Angkringan

Berawal dari tahun 70-an, nasi kucing tadinya berawal dari Kota Solo yang berjarak 60 Km dari Jogja. Di tahun ini ada seorang penjual nasi kucing bernama Pak Min. Dulu jualannya masih pakai "panggulan" alias dipikul.

Kenapa namanya nasi kucing tidak nasi gajah atau yang lain? Usut punya usut ternyata kenapa dibilang nasi kucing karena ukurannya yang kecil dan diatasnya ada ikan bandng dengan potongan mini, ada juga yang bilng karena disajikan dalam porsi kucing. Orang kan dulu tahunyayang suka makan ikan itu kucing. Tapi ada cerita lain. Kalau dulu nama nasi kucing adalah nasi Hik Ada yang bilang nasi Hik itu berarti hidangan istimewa, ada yang bilang juga nasi enak. Padahal waktu itu menunya masih standar. Yah.,seperti nasi plus ikan bandng, tahu-tempe bacem, ati ayam dan usus ayam.

Sukses di Kota Solo, nasi kucing hijrah ke Jogja. Di kota tetangga ini nasi kucing mulai berevolusi disesuaikan dengan penikmatnya. Masuk di kota Jogja ternyata bukan di tahun yang sama, tapi mulai masuk era 80-an. Saat itu Jogja dipenuhi oleh anak kuliahan. Sejak era inilah nasi kucing menambahkan beberapa menu yang sesuai dengan kantong anak muda. Saat itu mualai ada menu lain seperti empela, telur puyuh, iso, ubi rebus, pisang bakar dan gorengan.
Barulah di awal tahun 2008 kemarin nasi kucing mulai masuk ke daerah sentral di Jakarta seperti di daerah Kebayoran, Fatmawati, hingga Mampang Prapatan. Lalu apa jadinya nanti nasi kucing di tahun 2020? Akankah menjadi franchise dan Pak Min berubah mirip Kolonel Sanders, pria tua berjenggot Sang pemilik KFC? Kita lihat saja nanti.



sumber: motodream magazine 2 Januari 2009



belog's bonus:
  • bangsa yang besar ialah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya (pahlawan)

1 komentar:

  1. thankz atas infonya. biasa nongkronk di angkringan nie. Tp nda tau sejarahnya..
    hehehe..

    BalasHapus